Unsur Paragraf
Paragraf sebenarnya merupakan sebuah unit pikiran dengan menunjukkan satu ide, dan ide ini harus bisa dikomunikasikan secara jelas dan singkat, yaitu mengandung detil-detil selengkapnya, misalnya alasan-alasan, ilustrasi-ilustrasi, fakta-fakta, dan lain-lain. Pengembangan ide pokok itu harus dikendalikan dengan apa yang dinamakan controlling idea. Ide yang dikomunikasikan dinamakan pikiran utama, ide pokok, ide utama, atau pikiran pokok. Sedangkan detil-detil penunjang paragraf dinamakan pikiran-pikiran penunjang.
Pikiran utama dan pikiran penjelas dikembangkan lebih lanjut dalam kalimat-kalimat. Kalimat yang mengandung pikiran utama dinamakan kalimat utama, atau kalimat topik (topic sentence). Kalimat-kalimat yang mengandung pikiran penjelas dinamakan kalimat penjelas. Jadi dapat dikatakan bahwa paragraf dibentuk oleh dua unsur, yaitu pikiran utama dan pikiran penjelas.
Paragraf yang baik sebenarnya terdiri atas beberapa kalimat, yaitu sebuah kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas dan kalimat penunjang. Kalimat-kalimat penunjang itu dinamakan supporting statements. Supporting statements dibedakan atas dua, yaitu primary supporting dan secondary supporting. Secara skematis bagan paragraf secara umum dan sederhana adalah sebagai berikut.
(1) Kalimat topik atau kalimat utama, ditunjang oleh
(2) Primary supporting, yang didukung oleh
(3) Secondary supporting.
Primary supporting terdiri atas pernyataan-pernyataan yang memperjelas kalimat topik. Secondary supporting terdiri atas pernyataan-pernyataan berwujud kalimat-kalimat yang memberikan beberapa detil penunjang tentang primary supporting. (Fernandez, 1991:9)
Paragraf yang baik bisa digunakan untuk berkomunikasi secara jelas dan padat, harus merupakan kesatuan. Berikut dikemukakan beberapa saran yang dapat membantu kita dalam hal menyusun paragraf yang baik.
(1) Pastikan bahwa paragraf kita mempunyai ide pokok yang kita tuangkan pada kalimat utama. Tempatkan kalimat utama pada awal atau akhir paragraf, atau pada bagian tengah paragraf jika kita terbiasa menggunakan metode demikian.
(2) Fokuskan secara jelas detil-detil penunjang berupa primary supporting pada ide pokok paragraf.
(3) Apabila kita merasa bahwa primary supporting saja belum cukup menunjang ide pokok, tambahkan secondary supporting yang memperjelas detil-detil primary supporting.
(4) Jelaskan agar kita tidak menambahkan tertiery supporting sebagai pendukung secondary supporting. Hal ini akan menyebabkan paragraf kita menjadi kabur. Sebaiknya ide baru itu ditempatkan pada paragraf berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar